Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan
sosial dapat
diartikan sebagai suatu konflik yang terjadi pada masyarakat sehingga
kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama,
kelompok ideology tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas. Perbedaan
kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan
kepentingan.
Faktor penyebab pertentangan sosial
:
- Rasa iri antara individu, negara, dan masyarakat,
-
Adanya rasa tidak puas masyarakat
terhadap kepemerintahan,
-
Banyak adu domba antara
politik,agama,suku serta budaya.
Integrasi sosial atau integrasi masyarakat dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi.
Faktor penyebab integrasi masyarakat
:
a.
Faktor Internal :
-
Kesadaran diri sebagai makhluk
sosial,
-
Tuntutan kebutuhan,
-
Jiwa dan semangat gotong royong.
b. Faktor External :
-
tuntutan perkembangan zaman,
-
persamaan kebudayaan,
-
terbukanya kesempatan berpartisipasi
dalam kehidupan bersama,
-
persaman visi, misi, dan tujuan,
-
sikap toleransi,
-
adanya kosensus nilai,
-
adanya tantangan dari luar.
Perbedaan kepentingan Prasangka
diskriminasi dan ethosentris
Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari
individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi
kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial bagi
kelangsungan kehidupan individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi
kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan
menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya.
Individu yang berpegang pada prinsipnya saat bertingkah
laku, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut dalam
masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena
itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam
aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya. Dengan itu, maka akan
muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti:
-
Kepentingan individu untuk
memperoleh kasih sayang.
-
Kepentingan individu untuk
memperoleh harga diri.
-
Kepentingan individu untuk
memperoleh penghargaan yang sama.
-
Kepentingan individu untuk
memperoleh prestasi dan posisi.
-
Kepentingan individu untuk
dibutuhkan orang lain.
-
Kepentingan individu untuk
memperoleh kedudukan didalam kelomponya.
-
Kepentingan individu untuk
memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
-
Kepentingan individu untuk
memperoleh kemerdekaan diri.
Dalam hal diatas menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi
mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan suatu konflik. Hal mendasar
yang dapat menimbulkan suatu konflik adalah jarak yang terlalu besar antara
harapan dengan kenyataan pelaksanaan.
Prasangka
Prasangka (prejudice)
stereotip negatif dan ketidaksukaan atau kebencian yang kuat dan tidak rasional
terhadap suatu kelompok. Beberapa ahli meninjau pengertian prasangka dari
berbagai sudut:
Kimball Young : Prasangka adalah mempunyai ciri khas
pertentanganantara kelompok.
Sherif
and Sherif : Prasangka
adalah suatu sikap negatif yang diperlihatkan oleh individu atau kelompok
terhadap kelompok atau individu lain.
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan prasangka:
- Orang
berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam
- Orang
berprasangka, karena memang ia sudah dipersiapkan didalam lingkungannya
atau kelompoknya untuk berprasangka.
- Prasangka
timbul karena adanya perbedaan, perbedaan disini bisa meliputi :
-
perbedaan fisik,
-
Perbedaan lingkungan,
-
Perbedaan kekayaan,
-
Perbedaan status sosial,
-
Perbedaan kepercayaan, dll.
- Prasangka
timbul karena kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak
menyenangkan.
- Prasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah
menjadi pendapat umum atau kebiasaan didalam lingkungan tertentu.
Diskriminasi
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang
tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan
karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu
kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena
kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain.
Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena
karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran
politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari
tindakan diskriminasi.
- Diskriminasi langsung,
terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan
karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan
menghambat adanya peluang yang sama.
- Diskriminasi tidak langsung,
terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat
diterapkan di lapangan, seperti diskriminasi ditempat kerja.
Etnosentrisme
Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang
yang dianggap asing, etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan
budayanya sendiri. “ ( The Random House Dictionary ). Atau sebuah
anggapan suatu bangsa/ras yang cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai
suatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan beranggapan bahwa
bangsa/ras lain kurang baik dimata mereka. Ethnosentrisme merupakan gejala
sosial yang universal.
Sikap enthosentrisme ini diajarkan kepada
anggota kelompok baik secara sadar maupun secara tidak sadar, bersama dengan
nilai-nilai kebudayaan. Sikap ini dipanggil oleh suatu anggapan bahwa
kebudayaan dirinya kebih unggul dari kebudayaan lainnya. Bersama itu pula ia
menyebarkan kebudayaannya, bila perlu dengan kekuatan atau paksaan.
Proses diatas sering dipergunakan stereotype,
yaitu gambaran atau anggapan ejek. Dengan demikian dikembangkan sikap-sikap
tertentu, misalnya mengejek, mengdeskreditkan atau mengkambinghitamkan
golongan-golongan tertentu. Stereotype diartikan sebagai tanggapan mengenai
sifat-sifat dan waktu pribadi seseorang atau golongan yang bercorak nnegatif
sebagai akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya yang subjektif.
Pertentangan sosial ketegangan dalam
masyarakat
Mengandung
pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang
dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang.
Mengandung tiga
taraf:
1. Pada taraf yang
terdapat didalam diri seseorang.
2. Pada taraf yang
terdapat pada suatu kelompok
3. Pada taraf yang
terdapat pada suatu masyarakat.
Adapun cara
pemecahan konflik tersebut adalah sebagai berikut :
-
Elimination, yaitu
pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
- Subjunction atau Domination, yaitu pihak
yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah dan
menaatinya.
-
Majority rule,
yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting.
-
Minority consent,
artinya kelompok mayoritas yang menang.
- Compromise, artinya semua subkelompok yang
terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
-
Integration artinya
pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangan, dan ditelaah.
Golongan-golongan yang berbeda dan
integrasi sosial
Masyarakat
Indonesia digolongkan sebagai masyarakat
majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial
yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia.
Aspek-aspek dari kemasyarakatan :
1.Suku
bangsa dan kebudayaannya.
2. Agama
3. Bahasa
4. Nasional Indonesia.
Integrasi nasional
Integritas Nasional identik dengan integritas bangsa yang
mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial
budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989) yang harus dapat menjamin terwujudnya
keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai
suatu bangsa. Integritas nasional sebagai suatu konsep dalam kaitan dengan
wawasan kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan pada
aliran pemikiran/paham integralistik yang dicetuskan oleh G.W.F. Hegl
(1770-1831).
Pengertian ini berhubungan dengan paham idealisme untuk
mengenal dan memahami sesuatu harus dicari kaitannya satu dengan yang lain. Dan
untuk mengenal manusia harus dikaitkan dengan masyarakat di sekitarnya dan
untuk mengenal suatu masyarakat harus dicari kaitannya dengan proses sejarah.
Istilah Integritas Nasional terdiri dari dua kata yaitu
“Integritas” dan “Nasional”. Istilah “integritas” mempunyai arti “mutu, sifat,
atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan” (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2005),
sedangkan istilah “nasional” mempunyai arti kebangsaan, bersifat bangsa sendiri
yang meliputi suatu bangsa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989), berupa adat
istiadat, suku, warna kulit, keturunan, agama, budaya, wilayah/daerah.
Integritas nasional wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa Indonesia
dalam kehidupan bernegara (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2008).
Daftar pustaka:
http://inspirasiasty.blogspot.co.id/2016/01/pertentangan-sosial-dan-integrasi.html
Proses diatas sering dipergunakan stereotype, yaitu gambaran atau anggapan ejek. Dengan demikian dikembangkan sikap-sikap tertentu, misalnya mengejek, mengdeskreditkan atau mengkambinghitamkan golongan-golongan tertentu. Stereotype diartikan sebagai tanggapan mengenai sifat-sifat dan waktu pribadi seseorang atau golongan yang bercorak nnegatif sebagai akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya yang subjektif.
2. Agama
3. Bahasa
4. Nasional Indonesia.
Komentar
Posting Komentar